kyai Ageng Tunggul Wulung
Kyai Ageng Tungul Wulung
adalah seorang Pangeran dari Keraton Yogyakarta yang meninggalkan keraton untuk
menyempurnakan olah batinnya. Beliau menuju
kearah barat daya,ke desa Ndiro (Beji) Kelurahan Kebon Agung Kec.
Minggir Kab. Sleman untuk tempat tinggal.
Untuk bertapa dipilihlah tempat
yaitu di Desa Tengahan, Kel. Kebon Agung Kab.
Sleman Propinsi DI.Yogyakarta,tepatnya di pinggir sungai Progo
seberang Timo. Sebelum wafat beliau minta dimakamkan di tempat bertapa
tersebut. Untuk bertapa sebelum menetap di Desa Tengahan beliau pernah bertapa
di Banjarnegara dengan pengawalan:
1. Wiroyudo
2. Wirorojo
3. Wirokromo dan masih ada yang lain lagi.
Beliau pernah juga Bertapa
di Cilacap (Tepatnya di belakang Lapangan Tunggul Wulung
sekarang). Nama Beliau tidak menggunakan nama
pangeran, tetapi menggunakan nama lain: Seperti nama yang telah banyak dikenal
orang yaitu Tunggul wulung (kyai Ageng Tunggul Wulung).
Dari ketiga tempat tersebut semuanya nama yang lebih dikenal
adalah Tunggul Wulung.
Nama tunggul wulung yang tidak berkaitan
dengan nama beliau antara lain :
- Tunggul wulung di Metaram : Adalah nama Kayu
yang di keramatkan.
- Kiai Ibrahim Tunggul Wulung: Seorang penginjil Pribumi
Jawa.
- Tunggul Wulung di Gunung Kelud: Adalah Kyai Daka
senopatinya Raja Jayoboyo.
Dan masih ada lagi nama-nama
yang sama tetapi berbeda latar belakang dan berbeda makna. Nama yang asli dari
EYANG KYAI AGENG TUNGGUL WULUNG tentu pasti ada, dan yang bisa
mengerti dengan jelas tentulah Trah ( keturunan ) yang mempunyai kedekatan
khusus dan sejarah yang real/nyata runtut
dapat dipertanggung jawabkan, baik secara lisan, tulisan, dan
kasunyatan. Beliau adalah EM. Djoko Mursodo (Pemimpin Padepokan di
Cipanas).
Ket: Pusaka
beliau sebagian disimpan di keraton Yogyakarta, sebagian lagi ada pada EM.
Djoko Mursodo dan ada juga di keluarga yang lain.
Kami tak lupa
mengucapkan banyak terima kasih kepada sederek-sederek yang telah bersedia
untuk Merasa memiliki, menyedulur kepada
Eyang Kyai Tunggul Wulung yang memang Keturunan beliau Jumlahnya sangat banyak (mencapai ribuan ) orang, tak lupa pula
kepada beberapa Juru kunci yang Telah
jerih payah untuk bertahan merawat dan menghidupkan petilasan (makam Kyai Ageng.Tunggul
Wulung).