Jumat, 07 Februari 2014

kyai Ageng Tunggul Wulung

Kyai Ageng Tungul Wulung adalah seorang Pangeran dari Keraton Yogyakarta yang meninggalkan keraton untuk menyempurnakan olah batinnya.  Beliau menuju kearah barat daya,ke desa Ndiro (Beji) Kelurahan Kebon Agung Kec. Minggir Kab. Sleman untuk tempat tinggal. 
Untuk bertapa dipilihlah tempat yaitu di  Desa Tengahan, Kel. Kebon Agung Kab. Sleman  Propinsi DI.Yogyakarta,tepatnya di pinggir sungai Progo seberang Timo. Sebelum wafat beliau minta dimakamkan di tempat bertapa    tersebut. Untuk bertapa sebelum menetap  di    Desa Tengahan   beliau  pernah  bertapa di  Banjarnegara dengan pengawalan:
1. Wiroyudo
2. Wirorojo
3. Wirokromo dan masih ada yang lain lagi.
Beliau pernah juga  Bertapa di  Cilacap (Tepatnya di belakang Lapangan Tunggul Wulung sekarang).  Nama  Beliau  tidak menggunakan nama pangeran, tetapi menggunakan nama lain: Seperti nama yang telah banyak dikenal orang yaitu  Tunggul wulung  (kyai Ageng Tunggul Wulung). Dari  ketiga tempat tersebut semuanya nama yang lebih dikenal adalah  Tunggul Wulung.
Nama tunggul wulung yang tidak berkaitan dengan nama beliau antara lain : 
- Tunggul wulung di Metaram : Adalah  nama Kayu yang di keramatkan.
- Kiai Ibrahim Tunggul Wulung: Seorang penginjil Pribumi Jawa.
- Tunggul Wulung di Gunung Kelud: Adalah Kyai Daka senopatinya Raja Jayoboyo. 
       Dan masih ada lagi nama-nama yang sama tetapi berbeda latar belakang dan berbeda makna. Nama yang asli dari EYANG  KYAI AGENG TUNGGUL WULUNG tentu pasti ada, dan yang bisa mengerti dengan jelas tentulah Trah ( keturunan ) yang mempunyai kedekatan khusus dan sejarah yang real/nyata  runtut dapat  dipertanggung jawabkan, baik secara lisan, tulisan, dan kasunyatan. Beliau adalah EM. Djoko Mursodo (Pemimpin Padepokan di Cipanas). 
         Ket: Pusaka beliau sebagian disimpan di keraton Yogyakarta, sebagian lagi ada pada EM. Djoko Mursodo dan ada juga di keluarga yang lain.
       Kami tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada sederek-sederek yang telah bersedia untuk Merasa memiliki, menyedulur kepada Eyang Kyai Tunggul Wulung yang memang Keturunan beliau Jumlahnya sangat banyak (mencapai ribuan ) orang, tak lupa pula kepada beberapa Juru kunci yang Telah jerih payah untuk bertahan merawat dan menghidupkan petilasan (makam Kyai Ageng.Tunggul Wulung).